Assalamualaikum wr. wb.
2 tahun lebih sudah tidak pernah menyentuh blog ini, maafkan kesibukanku di dunia nyata ini hehe
ingin rasanya mengubah semua tampilan blog ku ini, tapi saya spertinya lg terkena penyakit MAGER (re: malas gerak) HEHEHE
back to the topic
kali ini saya tidak akan curhat ataupun share sesuatu yang tidak penting hehe
saya hanya ingin berbagi cerita hidup ku selama 2 tahun vakum eaaaa
Sesuai judulnya, pertengahan tahun ini lebih tepatnya bulan Juni 2019 saya di diagnosis menderita penyakit PEMFIGOID BULLOSA. Apa itu? sedikit penjelasan
Pemfigoid bulosa adalah penyakit autoimun. Penyakit ini menyebabkan sistem kekebalan tubuh, yang seharusnya berfungsi untuk melindungi tubuh, justru memproduksi antibodi untuk menyerang jaringan yang sehat di dalam tubuh sendiri.
Jaringan yang diserang adalah jaringan kulit, sehingga timbul peradangan yang menyebabkan lapisan terluar kulit (epidermis) terpisah dari lapisan kulit di bawahnya (dermis) dan muncul luka lepuh. (https://www.alodokter.com/pemfigoid-bulosa)
Sebelum didiagnosis menderita penyakit autoimun ini, perjalanan hingga terdiagnosis ini butuh waktu sangaaaaatttttt panjang.
mulanya akhir tahun 2015, awal masuk kuliah. you know lah masa-masa maba (re: mahasiswa baru) sangat menyibukkan dan sangat melelahkan, banyak menguras waktu dan tenaga. apalagi saya masuk jurusan teknik :") xixixi
sampai akhirnya sempat beberapa kali rawat inap di rs selama jadi maba hehe (dasar lemah-_-)
singkat cerita, disinilah muncul penyakit PB (re: pemfigoid bullosa) ini. awalnya, hanya seperti alergi biasa, yang terkadang muncul tiba-tiba dan hilang pun tiba-tiba. sempat berfikir 'oh mungkin ini alergi seafood' jadi sempat menjauhi semua dunia per-seafood-an.
sempat beberapa bulan hilang dan tidak pernah muncul lagi.
puncaknya pada akhir 2016, (cerita kronologisnya sedikit hehe) waktu itu ngekos dekat kampus. karna weekend jadi saya dan kakak memutuskan untuk nginap di rumah (jaraknya agak jauh dari kampus). Seperti biasa minggu sore balik ke kos lagi, dan guess what? ada bentolan bekas gigitan seperti gigitan nyamuk atau serangga lainnya lah. lama kelamaan bentolan itu makin membesar lebih tepatnya seperti bentolan cacar beb -_- sempat ke dokter umum tapi tidak kunjung sembuh, ke dokter spesialis kulit pun sdh tapi hasilnya sama saja. Yang ada malah si Ben (re: bentolan) ini seperti melepuh (maafkan tidak sempat diabadikan hahaha) jadi macam tengahnya yg awalnya ada cairan itu meletus trus malah sperti bolong tengahnya dan semua sisi nya itu sperti luka bakar alias melepuh.
berawal dari situlah si bentolan bentolah berisi cairan itu terus muncul. syukurnya, bentolannya itu cuma muncul di kaki dan tangan saja.
di tahun 2017-2018 si bentolan ini jarang muncul, mereka hanya muncul sebentar dan cuma setitik setelah itu hilang lagi dengan sendirinya.
Memasuki tahun 2019 lah puncaknya. awal tahun sempat ada kegiatan KKN (re: kuliah kerja nyata) disitu si Ben bermunculan, kiranya hanya karena tidak cocok dengan air yang dipakai mandi di posko. setelah selesai KKN, makin parah lah si Ben ini.
makin hari si Ben ini makin membesar, cairan nya makin banyak. buat kaki keram, sampai beberapa minggu saya tdk pernah muncul ke kampus, padahal masih punya tanggungjawab besar (maafkan saya gaess:")) bahkan untuk jalan di dalam rumah pun tak sanggup:")
oh iya lupa, sdh 2x cek darah utk tahu alergi apa sebenarnya, tapi hasilnya smua aman tdk ada satupun gejala alergi makanan dll.
curiga lah dokter spesialis kulit yang tangani saya. akhirnya beliau memutuskan untuk Biopsi.
Biopsi: sampel jaringan diambil dari bagian pinggir bula, lalu diperiksa di bawah mikroskop atau diperiksa dengan teknik immunofluorescence langsung (melihat pola antibodi pada jaringan kulit yang diambil)
Sebelum biopsi sempat dilakukan beberapa cek darah lengkap serta cek fungsi hati ginjal dkk (re: dan kawan-kawan), dan alhamdulillah semua aman.
Seminggu setelah biopsi masih harus bolak balik rs (rs siloam makassar) untuk lepas jaitan setelah biopsi (biopsi semacam operasi kecil soalnya di jait beb). hasilnya pun keluar, dan yup kecurigaan dr. Airin R.N. Mappewali, Sp.KK, M.Kes (dokter spesialis kulit di rs Siloam Makassar) benar, positif pemfigoid bullosa yang termasuk kedalam penyakit autoimun. penyakit yang tidak bisa disembuhkan tapi dapat sembuh dengan sendirinya setelah 5 tahun lamanya. (semoga sajalah:"))
dan yaaaahh, begitulah cerita perjalananku...
sampai sekarang pun, si Ben ini masih sering muncul, masih betah beb...
akhirnya saya masih bergantung dengan 3 obat (prednisone, obat gatal dan vitamin kulit khusus) kapan saya berhenti minum si tiga ini mereka munculnya borongan dong, dan selama beberapa bulan saya mengkonsumsi obat ini BB (re: berat badan) saya malah naik 5kg dan ternyata memang efek samping obat tsb ya nafsu makan bertambah :")
saya masih sering searching sih tentang si autoimun ini. baru tau juga ternyata bang Raditya Dika mengidap penyakit autoimun (beda jenis) yang setahun sekali mesti beli obatnya di Singapore:))
yaa mau gak mau semua yang terjadi pasti dengan kehendak Nya jadi harus tetap disyukuri dan berikhtiar:))
sempat diabadikan beberapa proses penyembuhan si Ben ku ini, tapi yaa cuma pas setelah di biopsi sih, waktu awal kemunculan tdk sempat memikirkan untuk mengabadikannya:))
(sedikit di sensor soalnya agak serem hehehe)
D-1 after biopsy
D-10 (mau lepas jahitan)
2weeks (sudah mulai kempes dan kering)
1month (semua sudah kering)
beginilah kira-kira kurang lebih tampaknya hehe
alhamdulillah semua tinggal bekas bekas yang menghitam hehe
mohon doanya ya teman-teman buat kesembuhan total ku dan semoga teman-teman tetap bisa menjaga kesehatannya yaaa:))
*untuk informasi lebih lanjut tentang pemfigoid bullosa/autoimun bisa googling:))